Jumat, 02 April 2010
Para penggemar game di jejaring sosial (jarsos) sebaiknya berhati-hati untuk meng-add orang lain. Pasalnya, spammer atau phisher bisa menyusup menjadi teman anda.
Sebuah laporan dari BitDefender, dilansir melalui PC Magazine, Kamis (1/4/2010), menyatakan bahwa aplikasi game di jarsos mampu meningkatkan spam dan phishing lebih banyak lagi, bahkan mencapai 50 persen dari jumlah sebelumnya.
Menurut BitDefender, kebanyakan pengguna jarsos akan berhati-hati untuk meng-add orang yang tidak dikenal dalam lingkaran jejaring sosial mereka. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi spammer atau phisher yang menyusup dengan kedok 'teman'. Namun tidak demikian halnya dengan para gamer yang suka bermain game di jejaring sosial macam Facebook, MySpace dan lainnya.
Gamer, lanjut BitDefender, lebih suka menyetujui pertemanan dari orang yang tidak dikenal, dengan alasan ingin meningkatkan kemampuan mereka dalam bermain game, sykur-syukur jika mereka bisa mencuri ilmu game milik 'teman' yang dimaksud. Selain itu, beberapa aplikasi game juga membutuhkan pemain untuk mengumpulkan massa virtual dalam jumlah yang banyak, sehingga mereka pun akan menambah siapa saja, orang yang tidak dikenal, untuk menjadi bagian dari jaringan dalam bermain game.
Dalam penelitiannya, BitDefender menggunakan tiga akun profil palsu yang berbeda karakter. Profil pertama, sebuah akun tanpa foto dan sedikit keterangan. Profil kedua, sebuah foto dengan keterangan yang terbatas, dan ketiga adalah sebuah profil berisi foto dan keterangan yang cukup detil.
Saat BitDefender masuk ke dalam grup jejaring sosial dengan grup interest, profil pertama berhasil menambah 23 koneksi teman, profil kedua menambah 47 teman dan profil ketiga bertambah koneksi menjadi 53. Namun ketika BitDefender mencoba masuk ke grup game jarsos, ketiga profil tersebut memperlihatkan jumlah koneksi teman yang meningkat dua kali lipat. Setelah 24 jam, profil pertama mendapatkan 85 koneksi, profil kedua sekira 108 teman dan profil ketiga mencapai 111 koneksi.
"Spammer lebih mudah diterima di jajaran daftar pertemanan ketika ia berada di jejaring sosial, ketimbang berada di lingkungan komunikasi online lainnya," ujar Ketua Tim Peneliti BitDefender George Petre.
Dijelaskan Petre, sekali spammer atau phisher masuk ke dalam grup jarsos maka semua anggota grup tersebut akan terancam, baik kehilangan dan pencurian data, pembajakan akun untuk kepentingan penyebaran malware, maupun ancaman lainnya. BitDefender menemukan, 24 persen orang dipastikan akan menerima permintaan pertemanan di jarsos dari akun yang tidak dikenal, maupun mengklik alamat URL yang telah dipersingkat, meski mereka tidak tahu kemana arah link tersebut.
"Jejaring sosial membuat aksi spam dan phishing menjadi lebih mudah ditemui dan dijalankan karena semakin dekat dengan pengguna internet, ketimbang melalui email," tegas Petre.
0 komentar:
Posting Komentar